Peta Mali,Bamako dan Timbuktu
|
Di Timbuktu,
Mali, terdapat 16 makam orang suci Islam semacam itu. Sedikitnya tujuh di
antaranya telah dihancurkan, dan itu akan dilanjutkan. Di depan mata warga
sekitar, sejumlah penyerang juga menghancurkan gerbang suci mesjid Sidi Yahya.
Biasanya, pintu ini tidak boleh dibuka. Pintu ini menutup jalan menuju
makam-makam orang suci lainnya.
"Mereka
menggunakan martil, kampak dan parang. Sekarang mereka sedang menghancurkan
tiga makam yang berada di bagian lain kota. Kelompok yang datang besar. Mereka
terus memukuli makam, dan yang lainnya menjaga dengan bersenjata Kalashnikov.
Di antara mereka terdapat warga Arab Saudi, Mauretania, Aljazair, juga sejumlah
pria dari Mali." Demikian dikatakan seorang saksi mata.
Pembela
Kepercayaan
Ansar Dine,
begitu nama kelompok yang menguasasi seluruh kawasan utara Mali. Ansar Dine
berarti pembela kepercayaan. Mereka adalah warga Islam radikal, yang menolak
semua bentuk pemujaan orang suci. Mereka mencurigai aliran mistik Sufi di
Timbuktu. Di samping itu, penghancuran peninggalan budaya dunia adalah
demonstrasi kekuasaan. Ansar Dine berhubungan erat dengan Al Qaida. April lalu,
mereka yang menyebut diri penjaga agama masih berjuang untuk kemerdekaan bagian
utara Mali, bersama para pejuang anggota gerakan Tuareg, MNLA. Sekarang,
kelompok radikal Islam itu mengusir MNLA yang berhaluan sekuler dan menyerukan
ditetapkannya hukum Islam Sharia.
Seorang
pejuang Ansar Dine mengatakan di televisi Mali, "Dengan tangan sendiri
saya menghancur-leburkan makam Al Faruk! Warga Mali mengatakan, mereka
menyanjung orang suci ini sebagai pelindung kota. Karena itu saya menghancurkan
makam ini. Untuk menunjukkan kepada warga, bahwa orang suci ini tidak ada
gunanya. Hanya Allah, hanya Tuhanlah pelindung kita."
Kota Magis
Yang Mengagumkan
Timbuktu,
kota magis dengan banyak mesjid dari tanah liat yang mengagumkan, dianggap
sebagai kota 333 orang suci. Di abad ke-12, kota ini sudah menjadi salah satu
pusat Islam intelektual, ilmu pengetahuan dan toleransi. Sekarang warisan
Timbuktu sangat terancam. Seorang saksi mata penghancuran makam mengatakan,
"Warga benar-benar terkejut! Ini adalah satu-satunya warisan yang kami
miliki. Satu-satunya kekayaan kami. Jika kekayaan ini dihancurkan, sejarah
kami, maka Timbuktu bukan Timbuktu lagi."
Pemerintah
di seluruh dunia menyatakan terkejut. Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki Moon
menyerukan agar diadakan pembicaraan tentang penyelesaian krisis. Baru kemarin
sebuah keluhan dari Departemen Kebudayaan Mali tiba di Pengadilan Pidana
Internasional di Den Haag. Jaksa penuntut utama, Fatou Bensouda akan menuntut
penghancuran peninggalan budaya dunia itu sebagai kejahatan perang. Sementara
itu penghancuran terus berjalan.
Tindakan
Pemerintah
Akibat
krisis yang sudah berjalan sejak beberapa bulan lalu di Mali, para pemimpin
negara Afrika Barat akan mendiskusikan pembentukan pemerintah persatuan
nasional dengan wakil dari negara itu Sabtu mendatang (07/07). KTT di
Ouagadougou, ibukota Burkina Faso, akan dihadiri politisi dan wakil dari
masyarakat sipil Mali, serta wakil dari kelompok kontak Afrika Barat. Demikian
keterangan Menteri Luar Negeri Burkina Faso, Jibril Bassole, Senin (02/07).
Pemerintah persatuan nasional lebih dapat mengatasi tantangan yang sekarang
dihadapi Mali.
Negara itu
terbelah dua setelah penggulingan kekuasaan akhir Maret lalu. Setelah tentara
menggulingkan Presiden Amadou Toumani Touré, kelompok Islam dan kelompok Tuareg
menggunakan kekosongan kekuasaan dan menguasai bagian utara negeri itu.
Alexander
Göbel / Marjory Linardy
Editor: Agus
Setiawan
DW.DE
Tidak ada komentar:
Posting Komentar