Kamis, 30 Agustus 2018

Ki Slamet Priyadi: "SANG BOMA" Pupuh 2

Blog Ki Slamet "Kita Semua Wayang"
Juat, 31 Agustus 2018 - 03:30 WIB
 
 
Image :Bomantara
Sang Boma
Ki Slamet Priyadi: SANG  BOMA
PUPUH II ( 1 – 38 )

1.    Perselisihan Dewa Wisnu dan Brahma

Alkisah  tersebutlah  kisah  dewa maha bisa
Tiada lain dialah sang Batara Wisnu namanya
Ia sang Penguasa alam Kayangan Jagad Nata
Tiada bisa mambang peri dekati kayangannya

Suatu hari datang Batara Brahma kepadanya
Demi melihat  yang  datang  Batara Berahma
Wisnu pun mempersilahkan Batara Berahma
Duduk berdua  bersama-sama  di singgasana

Batara Wisnu pun bertanya kepada Brahma,
“Aduh, ada maksud apa tuan Batara Brahma
Datanglah berkunjung ke kayangan hamba ?”
Batara  Berahma pun  segera menjawabnya,

“Sengaja  hamba  datang ke kayangan Batara
Oleh  karena,  ada sesuatu yang akan hamba
perlu sampaikan kepada tuan batara kiranya
hal ini berkaitan hamba lebih dulu tercipta !”

Demi  mendengar pernyataan Batara Brahma,
Batara Wisnu faham maksudnya iapun berkata,
“Kalaulah memang demikian itu yang tuan kata,
Jika tuan lebih tua dari hamba, apa tandanya?”

Pertanyaan Batara Wisnu dijawab Batara Brahma,
Memang demikian sepanjang pengetahuan hamba!”
“Baik, jika demikian adanya, Batara Wisnu berkata,
Kini tuan sembunyilah, hamba cari tuan Brahma !”

“Oya jikalah tuan Brahma bersembunyi dan hamba
Tiada temukan tuan, itulah pertanda tuan Brahma
Benar lebih dulu dijadikan oleh Dewata Mulia Raja
Dan itu artinya,tuan Batara Brahma lebih tua usia!”

Setelah selesai Batara Wisnu bicara Batara Brahma
Gaib  dari dalam istana  bersembunyi entah dimana
Dewa Wisnu tersenyum, segera ia merubah dirinya
menjadi seekor burung merak emas yang elok rupa

Burung  emas itu  mengikuti  terus  Batara Brahma
Setelah Batara Brahma tiba di langit yang pertama
Dia melihat ada seekor burung emas mengikutinya,
Batara Brahma gaib pula menuju langit yang kedua

Tiba di langit kedua, batara Brahma tak menyangka
Burung emas masih juga dapat terus mengikutinya
Maka kembali Batara Brahma gaib ke langit ketiga
Ternyata burung merak itu masih jua mengikutinya

Sesaampai di langit keempat dan langit yang kelima
Bahkan tiba di langit keenam, masih diikutinya juga
Batara Brahma tak jua mau mengalah, ia terus saja
Menuju  langit  ke tujuh tempat persembunyiannya

Meihat Batara Brahma masih terus keras berupaya
Gaib ke langit tujuh maka merak emas rubah dirinya
Jadi naga raksasa, tubuhnya laksana bukit besarnya
Naga itu  lebihlah  dulu tiba di langit ke tujuh sana

Tiba di langit ketujuh, Batara Brahma bertemu naga
Yang mulutnya terbuka lebar seperti mau memangsa
Karenanya berpikirlah Batara Brahma dalam hatinya,
“Hm, rupanya naga ini pun bukanlah naga sebenarnya

Diapun permainan daripa sang Batara Mahawisnu jua
Agar aku tidaklah bisa naik ke langit ketujuh jadinya
Maka kusuruh  Batara Mahawisnu bersembunyi saja
Agar dia tak bisa lari dari pandangan aku punya mata

Setelah itu maka Batara Brahma pun kembali ke istana
Ya, istana Kayangan tempat semayamnya Wisnu Batara
Setiba di istana kayangan, ia justru kagetlah dibuatnya
Sebab di sana ada Sri Batara Wisnu sedang menantinya

Kejadian itu  membuat Batara Brahma jadi terkesima
Dia kagum, pikirnya betapa saktinya Sri Wisnu Batara
Batara  Brahma merasa heran Batara Wisnu berkata :
“Tuan Brahma, apa lagi yang ingin tuan pinta dari saya?”

Jawab Batara Brahma : “Baiklah sekarang giliran anda
Yang sembunyi,  dan hamba yang mencari tuan Batara
Apabila tuan tidak dapat hamba temukan,  itu artinya
Tuan Batara Wisnulah yang lebih tua darilah hamba.”

Sahut Batara Wisnu : “Baiklah, tuan Batara Brahma !”
Sejenak Batara Wisnupun lenyap dari pandangan mata
Sementara itu Batara Brahma  bertanya dalam hatinya;
“Kemana aku cari Batara Wisnu, ia amat sakti digjaya?”

“Jika begitu aku lebih baik merendahkan diriku darinya
Agar pekerjaanku tiada dikata  oleh para  dewa-dewa”
Batara Brahma akui kelebihan Wisnu, dia pun berkata:
“Sinuhun, sungguh tuan memang  lebih tua dari hamba

“Tuan hamba dulu yang dijadikan Dewata  mulia Raja
Dari pada segala dewa-dewa dan para Indera-indera”
Syahdan kata Batara Wisnu kepada Batara Brahma :
“Jikalah sungguh  tuan mau berhidmat pada hamba,

Baik, tetapi  ada  suatu  permainan yang indah hamba
beri pada tuan Batara, sebagai  tanda khidmat hamba
Batara Brahma berkata : “Apa titah sang tuan Batara
Itulah yang hamba junjung tinggi lebih  di atas kepala

Maka Batara Wisnu pun berkata pada Batara Brahma :
“Jika memang demikian adanya, berdirilah tuan Batara
Mari kita bicara,  kita diskusikan secara bersama-sama
Sebentar kemudian,  lalu keduanya pun berdiri segera

Konon cerita setelah keduanya saling bertatapan muka
Dari tubuh Batara Wisnu  keluarlah dua berkas cahaya
Kilas cahaya pertama  masuk ke dalam perut bumi loka
Kilasan cahaya kedua  melesat terbang ke langit akaca

Lalu berkatalah  Batara Wisnu  kepada Batara Brahma :
“Lihat oleh tuan Batara cahaya yang naik ke langit akaca
Perhatikanlah, ke arah  manakah cahaya itu perginya ?
Sedang saya melihat cahaya yang masuk ke bumi loka”

Batara Brahma pun lakukan perintah seraya  berkata:
“Baik, tuanku Batara Wisnu penguasa Kayangan loka!”
Batara Brahma rubah diri jadi elang terbang ke akaca
Mengikuti cahaya itu terbang menuju ke angkasa raya

Demi melihatlah burung elang jelmaan Batara Brahma
Masih terus terbang mengikuti cahaya  ke langit akaca
Batara Wisnu pun jadikan  dirinya  seekor babi raksasa
Yang bentuk tubuhnya bagai sebesar gunung Himalaya

Babi itupun masuklah ke dalam bumi mengikuti cahaya
Lalu disungkur tanah tempat cahaya masuk tiga yojana
Babi jalma Batara Wisnu itu masuk  ke dasar bumi loka
Nampak  di  dalam bumi betapalah terang dan eloknya

Nampak pula dalam bumi loka sana ada mahligai istana
Maka babi jalma Batara Wisnu itu kembali beralih rupa
Jadilah raksasa kemudian naik duduk di atas singgasana
Berpeluk tubuh  bersuku tunggal  tenangkan pikirannya

Tak seberapa lama ia berlaku demikian, nampak wanita
Di dalam mahligai itu betapa elok nan cantik  parasnya
Batara Wisnu pun hampiri wanita itu serayalah berkata:
“Wahai puteri nan elok rupa, siapa puteri punya nama ?”

Dewi itu menjawab: “Dewi Pertiwi hamba punya nama!”
Meskipun menjawab tapi ada perasaan takut di hatinya
Maka ia pun berlari gancang sang raksasa mengejarnya
Digamitnya tangan Dewi Pertiwi hingga ia tak berdaya

Dewi Pertiwi dibawa ke dalam mahligai oleh sang raksasa
Yang bukan lain adalah jelmaan  Wisnu Batara penguasa
Maka, Raksasa itu pun  melampiaskan hasrat renjananya
Kepada Dewi Pertiwi berulang kali hingga berbadan dua

Segalanya telah terjadi maka Batara Wisnupun berkata:
“Wahai adinda Dewi Pertiwi yang elok nan cantik jelita,
Saatnyalah kakanda akan kembali ke kayangan kakanda
Apabila kelak, adinda melahirkan bayi  laki-laki, kiranya

Petiklah bunga tanjung emas, berikan kepada anakanda
Itulah yang  benama  bunga tanjung emas  Wijaya Mulia
Batara Wisnu pun merapalkan berbagai macam mantra
Kesaktian Ke dalam bunga tanjung emas Wijaya Mulia

Setelah itu, Batara Wisnu kembalilah ke wujud semula
Beralih rupa ke wujud asli jadi sang Mahawisnu Batara
Mohon dirilah pada Dewi Pertiwi kembali ke istananya
Di  Kayangan tempat bersemayamnya  para dewa-dewa

Setelah Batara Brahma,  mengikuti cahaya ke akaca
Ia balik dilihatnya Batara Wisnu duduk di singgasana
Di atas balai gading, maka segera ia pun naiklah pula
Lalu Batara Wisnu bertanya kepada Batara Brahma:

“Batara Brahma bagaimana berita mengikuti cahaya?”
Batara Brahma pun segera  ceritakan awal-akhirnya
Dengar tutur Brahma, Batara Wisnu tersenyum saja
Maka Batara Brahma pun kembali baliklah bertanya:

“Bahtara Wisnu, apa yang tuan alami saat ikuti cahaya
Ke dalam perut  bumi sana ? ”Dewa  Wisnu  bercerita,
Mulai dia merubah dirinya menjadi seekor babi raksasa
Sampai bertemu dengan Dewi Pertiwi yang jadi istrinya

Dengar cerita Dewa Wisnu, Dewa Brahma bergembira
Lalu dia pun mohon izin untuk kembali ke Kayangannya
Adapun  Kayangan  Batara Wisnu dan  Batara Brahma
Tak berapa jauhnya antaranya pada Selatan dan Utara

   SP —


Kp. Pangarakan, Bogor
Selasa, 31 Agustus 2018
Pukul : 03:42 WIB

REFERENSI :
Balai Pustaka, “Sang Boma”
Penerbit : Balai Putaka 1978