Sabtu, 17 Februari 2018

KAKAWIN BHARATAYUDAPUPUH XLIII ( 1 – 3 ) BAG. 1 . Oleh Prof. Dr.R.M Sutjipto Wirjosuparto




“KAKAWIN BHARATAYUDA”
PUPUH XLIII ( 1 – 7 )
TEWASNYA PATIH SANGKUNI 

Pustaka :
Prof. Dr. R.M. Sutjipto Wirjosuparto
Kakawin Bharata-Yuddha, Bhratara – Jakarta 1968
 

TRANSKRIPSI
TERJEMAHAN BEBAS
1
Byatita ri pêjah narâdhipati Çalya ҫurêng ranna.
Ikang bala larut bubar hinuru nora wânyâ pulih.
Sira ng prabhu Suyodhana mûruda sep huwus kambulan.
Nda tan wring ulahânglugas hurip amuk mwang antên kabeh.
1
Singkat cerita, setelah raja Salya gugur sebagai pahlawan di medan pertempuran, tentaranya bubar bercerai berai. Mereka dikejar-kejar tak seorangpun yang berani mengadakan serangan balasan. Melihat ini raja Suyodana berupaya mundur namun sudah terlambat karena Ia telah dikepung dari segala penjuru. Ia bingung, apa yang harus dilakukannya, dan Ia hanya bisa mempertahankan hidupnya dengan jalan mengadakan serangan balasan bersama adik-adiknya.
2
Paddâng lêpasakên warâstra pênuh ing langit sök sêsö. Awâs hilanganing musuhnira waҫesha hêntyânana. Kunang pwa panakis Dhananjaya ring astra cannddânila. Alisyus amusus ya hilangâlilang tan padon.
2
Mereka melepaskan panah-panah dahsyatnya sehingga langit menjadi penuh sesak oleh panah-panh Suyodana dan adik-adiknya. Hal ini tentu sangat membahayakan dan bila dibiarkan akan membinasakan seluruh prajurit Pandawa. Untunglah Arjuna segera menangkis serangan itu dengan panah saktinya, ‘Candanila’ yang mendatangkan taufan besar yang menyapu bersih panah-panah Suyodana dan adik-adiknya sehingga tak satupun yang melukai pasukan Pandawa.
3
Matangnya n angiwung têkâmrang amurêk nirbahaya. Kunêng tan iniwö têkapnira sang âryya Bhimâtakên. Rikân winlêsan rinok pinupuh ing gadâ lohita. Parêng rwa mati len parêng puluh syuh rênuh.
3
Melihat ini pasukan Kurawa menjadi marah, mereka maju menyerang tanpa rasa takut. Bima sama sekali tidak menghiraukan serangan mereka itu, Ia tetap bertahan, gada Lohita senjata andalan Bima yang dahsyat berputar-putar menghantam setiap pasukan Kurawa yang berada di dekatnya dan mati dengan keadaan yang mengenaskan hancur lebur.