Sabtu, 06 Juli 2013

Taman Budaya Jabar Akan Menampilkan Drama Musikal Kolosal


RETNO/"PRLM"
RETNO/"PRLM"
DRAMA Musikal Kolosal "Puteri Kadita" karya Yusep Mulyana akan dipegelarkan di Teater Terbuka Taman Budaya Jawa Barat, Jumat (5/7), rencananya akan dihadiri Dirjen Ekonomi Kreatif Berbasis Seni dan Budaya Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Prof Dr Ahman Syah, serta Direktur Seni Pertunjukan dan Industri Musik Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Juju Masunah.*** 
BANDUNG,(PRLM).-Cerita legenda Nusantara banyak berisikan pelajaran hidup yang masih relevan dengan kehidupan masa sekarang. Cerita “Dewi Kadita” selama ini terkubur oleh mitos yang berkembang dimasyarakat Jawa Barat maupun masyarakat pesisir pantau selatan.

“Selama ini yang berkembang dimasyarakat hanya sisi mistiknya saja mengenai ratu pantai selatan Nyai Roro Kidul. Tapi apakah masyarakat terutama anak-anak generasi sekarang mengetahui silsilah dibalik mitos tersebut? Dan siapa Nyai Roro Kidul tersebut? Kami (Balai Pengelolaan Taman Budaya Jawa Barat) sebagai UPTD dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Barat merasa mempunyai kewajiban untuk mempublikasinkannya kepada masyarakat luas siapa itu Nyai Roro Kidul,” ujar Kepala Balai Pengelolaan Taman Budaya Jawa Barat, Dra. Hj. Rosdiana Rachmiwaty, M.Si., disela-sela gladiresik pegelaran Drama Musikal Kolosal “Puteri Kadita” karya Yusep Muldiana, dengan sutradara Anton Yustian.

Drama Musikal Kolosal “Puteri Kadita” yang diangkat dari cerita legenda Puteri Pantai Selatan yang akan dipentaskan Jumat (5/7) malam nanti di Teater Terbuka Balai Pengelolaan Taman Budaya Jawa Barat didukung oleh 70 orang pemain. Jalan cerita dalam bentuk drama musikal pop, akan lebih menekankan pada intrik yang terjadi didalam kerajaan Padjajaran, antara Puteri Kadita sebagai puteri tunggal Raja Padjajaran Munding Wangi dengan Dewi Mutiara ibu tirinya.

Pegelaran Drama Musikal Kolosal “Puteri Kadita” merupakan bagian dari Program Aktivasi Taman Budaya yang diselenggarakan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif di 14 Taman Budaya se Indonesia.
Selain Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat, Drs Nunung Sobari M.M., beserta jajaran, pegelaran juga akan dihadiri Dirjen Ekonomi Kreatif Berbasis Seni dan Budaya Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Prof Dr Ahman Syah, dan Direktur Seni Pertunjukan dan Industri Musik Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Juju Masunah. (A-87/A-107)***

Drs. H. Effendi Zarkasi: “Pendawa Lima Dan Rukun Islam Yang Lima


Slamet Priyadi Blog│Sabtu, 06 Juli 2013│16:05 WIB
Prabu Yudistiro (Darmokusumo), Seno Werkudoro, Permadi Janoko, Nakulo dan Sadewo, merupakan keluarga Pandawa. Dihubungkan dengan kewajiban Islam yang lima: Syahadat, Sholat, Puasa Ramadhon, Zakat dan Haji adalah seperti berikut:
Image "Pandawa Lima (Foto: Google)
Pendawa Lima
1.      Yudistiro
Pemuka Pendawa, di atas kepalanya (sumping) memakai sepotong kertas putih. Oleh Ki Dalang diterangkan adalah jimat Klimo Sodo. Jika kertas itu dibuka ada tulisan Syahadatain. Dalam cerita pewayangan digambarkan jimat Klimo Sodo berisi tulisan Khalimah Syahadah yang memiliki kekuatan luar biasa tak ada yang bisa menandingi. Oleh karena itu umat Islam harus benar-benar menjaganya dan memegangnya kuat-kuat jangan sampai lepas dan hilang dicuri oleh orang lain atau bangsa lain. Jika sampai lepas itu berarti kehancuran bagi dirinya.

2.      Seno Werkudoro
Memakai gelang supit urang, mukanya selalu menunduk dan bertubuh tinggi besar, menggambarkan orang yang sedang melakukan sholat. Ia tidak melayani orang lain jika pekerjaannya sendiri belum selesai. Isyarat bahwa Sholat tidak boleh diganggu gugat. Ia menjadi tiang pokok keluarga Pendawa. Mempunyai Aji-aji Ponco Noko yang berarti kekuatan lima. Aji-ajinya  selalu digenggam kuat, sebagai senjata perang. Ini berarti jika Sholat itu dikerjakan dengan baik akan mempunyai kekuatan tangguh.

3.      Permadi Janoko
Berjiwa teguh dan senang bertapa (berpuasa), wajahnya tanpan. Isyaratnya kalau orang suka berpuasa jiwanya menjadi kuat dalam menghadapi segala cobaan. Wajahnya berseri-seri.

4      dan  5.  Nakulo dan Sadewo
Keduanya giat bekerja, berpakaian bagus. Ibarat orang yang senang mengeluarkn zakat dan ibadah Haji. Pada lazimnya orang yang suka mengeluarkan zakat dan Haji adalah mereka yang giat bekerja, karenanya bisa menjadi kaya dan dermawan, mampu berpakaian cukup sandang dan pangannya.(Dikutip dari buku Unsur Islam Dalam Pewayangan, halaman 90-92)

Sumber:
Drs. H. Effendi Zarkasi, Unsur Islam Dalam Pewayangan, Alfa Daya, Jakarta, 1981
Posted: 
Slamet Priyadi Pangarakan, Bogor

Denmas Priyadi Blog: WAYANG ISLAMI: Drs. H. Effendi Zarkasi: “Pendawa Lima Dan Rukun I...: Slamet Priyadi Blog│Sabtu, 06 Juli 2013│16:05 WIB Prabu Yudistiro (Darmokusumo), Seno Werkudoro, Permadi Janoko, Nakulo dan Sadewo...

Rabu, 03 Juli 2013

Ki Brojo: “Kumpulan Mantra Pengasihan Warisan leluhur 2"


Slamet Priyadi Blog│Selasa, 02 Juli 2013│18:55 WIB

Ki Brojo 
Kumpulan mantra pengasihan yang saya tulis berikut ini merupakan warisan budaya leluhur Jawa yang dulu digunakan untuk mensugesti seseorang  agar timbul dalam dirinya perasaan cinta kepada kita. Seseorang yang tadinya membenci berbalik menjadi cinta. Meredam pertengkaran dalam keluarga menjadi harmonis kembali, dan lain-lain.
Berikut ini adalah beberapa mantra-mantra pengasihan yang saya koleksi dari beberapa sumber, khususnya dari koleksi warisan keluarga saya:





1.    Mantra Pengasihan Untuk Suami / Istri 

“Aku Si Wedana,
Kowe adm kongkon,
Jupukno atine si jabang bayi,
Campurno karo Atik,
Rokhhe rokhku,
Nyawane nyawaku,
Sukmane sukmaku,
Asih karo aku,
Teko welas asih teko asih,
Si jabang bayine...... (sebut nama suami/istri)
Ndulu nyaring aku” 


Keterangan:

Persyaratan untuk memiliki mantra pengasihan ini  adalah dengan cara menjalani laku:
·         Puasa mutih selama 4 hari 4 malam, yaitu puasa yang hanya makan nasi putih, minum air putih saja.
·     Puasa pati geni selama 1 hari 1 malam, tidak makan dan tidak minum, tidak kencing, dan tidak boleh terkena cahaya.
·         Mantra dibaca saat menjelang tidur dan sambil tiduran.

2.  Mantra Pengasihan Wijayakusuma
Mantra pengasihan Wijayakusuma dahulu kala banyak dimiliki oleh para raja. Oleh karena itu mereka memiliki banyak istri atau selir. Jika anda termasuk orang yang memiliki banyak istri  sebaiknya anda memiliki mantra ini agar anda mampu membahagiakan istri-istri anda secara batiniah maupun rokhaniah. Berikut adalah mantranya:


“Salallahu ‘alaihi wassalam,
Ajiku aji Wijayakusuma,
Sajodho manggon Ing mripat,
Mripat Kiwa tengen”


Keterangan:

Untuk memiliki mantra pengasihan Wijayakusuma beberapa syarat yang harus dilakukan adalah:
·         Puasa mutih 7 hari 7 malam
·         Puasa pati geni selama 2 malam
·        Puasa ngebleng selama 2 hari 2 malam (tidak boleh melihat terangnya Matahari, hanya berada di dalam kamar saja)
·     Mantra dibaca sebanyak 3 kali. Saat merapal mantra, dilakukan sambil menahan nafas. Setelah selesai membaca mantra tataplah mata dan pandanglah istri/suami atau orang yang anda inginkan untuk menjadi sisihan anda.


 3.  Mantra Pengasihan Dewa Manik


“Salallahu ‘alaihi wassalam,
Sesakat putih dewa manik,
Sabda Allah jatiku,
Rasulullah Sun aku awak Gusti aki,
Ajiku si dewa manik,
Sukma waktra dihadhaku tengen,
Sira ndeleng sira kedhep,
sira ndulu badan saliraku,
Osikipun panembahan Kyai Gertabahu,
Asing sinden pratapan guwa Deresan,
Anggenipun jaring nujum dinten jum’ah,
Tumuju marang Si.... (Sebut namanya)
Welas asih marang awakku”



Keterangan:

Kegunaan pengasihan Dewa Manik adalah agar anda disenangi dan disukai dalam suatu  kantor, perkumpulan, organisasi, dan lain-lain. Selain itu, jika mantra ini dirapal pada orang yang anda inginkan, maka orang tersebut akan mengasihi dan jadi mencincintai anda. Untuk memiliki mantra pengasihan ini ada beberapa syarat yang harus anda jalani, yaitu:
·        Puasa mutih selama 7 hari 7 malam yang dimulai  pada hari Senin.
·        Puasa sunah pada setiap hari Senin dan Kamis selama 7 kali Senin dan 7 kali Kamis.
·     Puasa pati geni selama 3 malam yang dilanjutkan dengan puasa ngebleng selama 2 hari 2 malam. Pada saat melakukan puasa ngebleng, anda sambil membaca mantra Dewa Manik ini di dalam hati. 


  4.  Mantra Pengasihan Untuk Menundukkan Pejabat


“Bismillahirohmanirrohim,
Sir uh bakaling manungsa,
Sir dhaweg lagining iya,
Sir lanang lagining Ira,
Sir rasa lengser buana lagi Ira air,
Sir ingsun bakaling ratu,
Sir tandhaning jaya bakaling pandhita,
Kudu aduh bakaling jeksa,
Urip sira tekaning abar buana,
Urip sapiyang burba langgeng,
Sang kulimat putih bakaling wong,
Pada sujud, pada Made arang aku” 



 Keterangan:

      Jika anda memiliki mantra untuk menundukkan pejabat seperti tertulis di atas, jika anda seorang pegawai bawahan, dan anda sering kali dimarahi atasan anda lalu merapal mantra tersebut, maka atasan anda akan berbalik jadi menyukai dan menyayangi anda. Adapun untuk memiliki mantra pengasihan ini, anda harus menjalani puasa mutih selama 7 hari dan puasa Senin-Kamis yang diimulai pada hari Senin. Dan mantra tersebut dibaca saat menghadap atasan anda.


5.     Mantra Pengasihan Menjangan Putih


     “Kuncang kuncung ora nguncung menjangan
        nguncang  jabang bayine......(sebut nama orang yang dikehendaki)

                                                                          Hara delengan,

                                            Badan sariraku teka babang renang kaya jago keriwis,
                                                                   Turu miring Katon aku,
                                                                 Turu mlumah Katon aku,
                                                    Teteh nggreteh awan welas, bengi welas,
                                                                Welas asih saking Allah”




        Keterangan:

    Fungsi dan kegunaan dari mantra Pengasihan Menjangan Putih sama dengan pengasihan yang lain.      Adapun untuk persyaratan memilki mantra ini adalah “puasa mutih selama 7 hari 7 malam”, puasa “pati geni” semalaman.
      
6.     Mantra Pengasihan Jaran Goyang


                                                                       Sun mateka ajiku,

                                                                  Ajiku  si Jarang goyang,

                                                            Tak goyang ing tengahing latar,
                                                                Upat-upatku lawe lanang,
                                                                 Cemethiku sabdo lanang,
                                                              Sun sabetake lemah bengkah,
                                                             Gunung gugruk, watu gempur,

                                                                           Segara asat,

                                                                       Alun gedhe sirep,

                                           Sun sabetake atine......(sebut nama orang yang dituju)
                                                                         Pet sida edan,
                                                                  Ora edan sida buyeng,
                                                                       Sida ngengleng,
                                                     Ora mari yen urung aku sing nambani”   

  
 
       Referensi:
1.      Ki Wongso Pandji Indrajit, “Ilmu Penerawangan dan Kesaktian”. Bintang Timur-Surabaya 1994.
2.      Ibunda Rr.Sopiyah Luano
Penulis: 
     Slamet Priyadi, Pangarakan-Bogor

Ki Brojo Blog: "PUSAKA LELUHUR": Ki Brojo: “Kumpulan Mantra Pengasihan Warisan lelu...: Slamet Priyadi Blog│Selasa, 02 Juli 2013│18:55 WIB   Ki Brojolametan Kumpulan mantra pengasihan yang saya tulis berikut ini ...