Reporter : Ramadhian Fadillah | merdeka.com | Rabu, 20 Maret 2013 07:27:00 WIB
FIGUR: SOEHARTO & HOEGENG |
KAPOLRI Jenderal Hoegeng konsisten memberantas korupsi, penyelundupan dan tindak
kriminal. Hoegeng tak takut pada backing aparat dan pejabat busuk bermental
korup. Sepak
terjang Hoegeng membuat kroni keluarga Cendana mulai terusik. Apalagi sejumlah
kasus diduga melibatkan orang-orang dekat Soeharto. Puncak
perseteruan itu, Soeharto
mencopot Hoegeng sebagai Kapolri tanggal 2 Oktober 1971. Baru tiga tahun,
Hoegeng menjabat.
Ironinya
dengan alasan penyegaran, justru pengganti Hoegeng, Jenderal M Hasan lebih tua
satu tahun. Banyak pihak ketika itu menilai pergantian Hoegeng penuh intrik
politik. Tapi Hoegeng tak peduli dicopot. Dia sadar itu risiko memperjuangkan
tegaknya hukum dengan kejujuran, dan sikap antikorupsi.
Berikut
perlawanan Hoegeng mencoba menegakkan hukum walau harus merelakan jabatannya.
Di negeri ini polisi jujur dihukum, sementara banyak polisi korup yang tak
diusut.
1. Penyelundupan mobil mewah Robby Tjahjadi
Kasus penyelundupan mobil yang dilakukan
Robby Tjahjadi sangat fenomenal pada akhir periode 1960an sampai awal 1970an.
Robby adalah anak muda yang menyelundupkan ratusan mobil mewah ke Indonesia.
Bayangkan tahun 1968, saat rakyat masih susah
makan, di jalanan berkeliaran mobil Roll Royce, Jaguar, Alfa Romeo, BMW,
Mercedes Benz dan lain-lain.
Robby menyuap sejumlah pihak di bea cukai dan
kepolisian untuk melanggengkan aksinya. Diduga ada keterlibatan keluarga
Cendana dalam kasus ini. Maka ketika Jenderal Hoegeng membongkar kasus ini,
bukan pujian atau penghargaan yang didapat. Soeharto mencopot
jenderal penuh teladan ini sebagai Kapolri.
2. Kasus pemerkosaan Sum Kuning
Kasus pemerkosaan seorang penjual telur
bernama Sumarijem di Yogyakarta menjadi perhatian nasional. Anak seorang
pejabat dan seorang anak pahlawan revolusi diduga ikut menjadi pelakunya.
Proses di pengadilan berjalan penuh rekayasa.
Sumarijem yang menjadi korban malah menjadi tersangka. Hoegeng bertekad
mengusut tuntas kasus ini. Dia siap menindak tegas para pelakunya walau
dibekingi pejabat. Belakangan Presiden Soeharto sampai
turun tangan menghentikan kasus Sum Kuning. Dalam pertemuan di istana, Soeharto
memerintahkan kasus ini ditangani oleh Team pemeriksa Pusat Kopkamtib. Hal ini
dinilai luar biasa.? Kopkamtib adalah lembaga negara yang menangani
masalah politik luar biasa. Masalah keamanan yang dianggap membahayakan
negara.?
3. Dicopot tidak jelas
Hoegeng dicopot sebagai Kapolri oleh Presiden
Soeharto. Dari
segi kinerja, tak ada yang merugikan kemampuan dan kejujuran Hoegeng. Jenderal
jujur ini hanya punya satu kesalahan: Berani melawan Soeharto dan
kroninya Soeharto memanggil
Hoegeng. Secara tersirat dia berkata tak ada tempat untuk Hoegeng lagi. Dengan
tegas Hoegeng menjawab. "Ya sudah. Saya keluar saja," katanya.
Soeharto menawari
Hoegeng dengan jabatan sebagai duta besar atau diplomat di negara lain. Sebuah
kebiasaan untuk membuang mereka yang kritis terhadap Orde Baru. "Saya tidak bisa jadi diplomat. Diplomat
harus bisa minum koktail, saya tidak suka koktail," sindir Hoegeng.
4. Hoegeng dan Petisi 50
Petisi 50 adalah kelompok penentang Soeharto.
Tokoh-tokohnya antara lain Jenderal AH Nasution, Jenderal Hoegeng, Letjen M
Jasin, Ali Sadikin, Mohammad Natsir dan lain-lain. Mereka menolak gaya Soeharto yang
otoriter? Saat itu Kritik terhadap Soeharto selalu
dicap kritik terhadap pancasila dan dianggap mengancam keamanan negara. Masuk Petisi 50 berarti memasuki kuburan politik.
Anggotanya dicekal ke luar negeri, dilarang tampil di depan umum, dilarang
menemui wartawan dan selalu diawasi?
5. Soeharto larang Hoegeng datangi HUT Polri
Setelah pensiun,
jasa-jasa Hoegeng seperti ingin dihapuskan oleh Soeharto. Atas
perintah Soeharto
pula Hoegeng dilarang menghadiri peringatan Hari Bhayangkara atau ulang tahun
kepolisian yang jatuh setiap tanggal 1 Juli. Mulai tahun 1987, Hoegeng tak lagi diharapkan
datang ke HUT Polri. Padahal dia sudah menerima undangan resmi. Tapi menjelang
hari-H, tiba-tiba ada utusan yang meminta agar Hoegeng tidak datang dalam HUT
Polri. Begitu juga tahun berikutnya? Setelah itu ada saja alasan untuk tidak
mengundang Hoegeng. Mulai dari surat undangan yang sengaja diberikan telat,
hingga permohonan agar Hoegeng tidak datang?
6. Dilarang menyanyi lagu Hawaii di TV
Hoegeng mengisi hari-harinya dengan
menyanyi lagu Hawaii. Dia punya band The Hawaiian Seniors yang kerap tampil di
TVRI. Setelah bergabung dengan Petisi 50, sekadar menyanyi di TV pun dilarang.
Kala itu Menteri Penerangan Ali Murtopo yang
melarangnya. Dia beralasan acara itu tidak sesuai budaya Indonesia. Ironisnya
acara berbau barat yang lain tak kenal semprit. Pangkopkamtib Laksamana Sudomo meminta masyarakat
agar waspada pada lagu-lagu Hoegeng. Dia menyebutkan bisa saja Hoegeng
menyanyikan lagu hasutan untuk memaksa rakyat membuat kerusuhan. [ian]
KAPOLRI Jenderal Hoegeng konsisten memberantas korupsi, penyelundupan dan tindak kriminal. Hoegeng tak takut pada backing aparat dan pejabat busuk bermental korup. Sepak terjang Hoegeng membuat kroni keluarga Cendana mulai terusik. Apalagi sejumlah kasus diduga melibatkan orang-orang dekat Soeharto. Puncak perseteruan itu, Soeharto mencopot Hoegeng sebagai Kapolri tanggal 2 Oktober 1971. Baru tiga tahun, Hoegeng menjabat.
BalasHapusIroninya dengan alasan penyegaran, justru pengganti Hoegeng, Jenderal M Hasan lebih tua satu tahun. Banyak pihak ketika itu menilai pergantian Hoegeng penuh intrik politik. Tapi Hoegeng tak peduli dicopot. Dia sadar itu risiko memperjuangkan tegaknya hukum dengan kejujuran, dan sikap antikorupsi.