Bethlehem |
REPUBLIKA.CO.ID, TEPI BARAT --
Selama ini, umat Kristen sejagat raya meyakini Yesus lahir di Kota Bethlehem,
Tepi Barat, Palestina. Namun, para arkeologi menyatakan kota kelahiran Yesus
sebenarnya adalah di Kota Betlehem, Galilea, sebuah wilayah di Utara wilayah
pendudukan Israel, bukan Kota Betlehem, Tepi Barat.
Arkeolog Israel, Aviram Oshri menyatakan umat Nasrani se dunia selama ini salah mengira tempat kelahiran Yesus.
"Pada masa Yesus hidup, Kota Bethlehem di Galilea dihuni kaum Yahudi. Tak ada bukti di awal abad Masehi Bethlehem di Tepi Barat dihuni penduduk," kara Oshri seperti disadur dari Telegraph.co.uk, Rabu (26/12).
Oshri menjelaskan, saat masih bekerja sebagai arkeolog di awal 1990-an, ia mengaku harus menggali dan menyelamatkan beberapa proyek pembangunan di sebuah desa di Galilea.
"Ketika aku bekerja, beberapa penduduk sekitar lokasi mengatakan Yesus lahir di sana, bukan di selatan," selorohnya.
Saking penasarannya, Oshri mengaku akhirnya meneliti bukti-bukti arkelogis di sana. Saat itu Oshri menemukan bukti ritual pemurnian kaum Yahudi terjadi di Bethlehem, Galilea ketika Yesus masih hidup.
Daerah itu berada delapan kilometer dari Kota Nazareth, tempat tinggal Yesus di masa kecil.
"Jika sejarah Yesus yang benar-benar lahir di Betlehem, kemungkinan besar Bethlehem Galilea, tidak di Tepi Barat."
Sayangnya, tempat lahir Yesus diyakini para arkeologi sudah dihancurkan untuk mendirikan bangunan modern.
Redaktur: Karta Raharja Ucu
Oshri menemukan bukti ritual pemurnian kaum Yahudi terjadi di Bethlehem, Galilea ketika Yesus masih hidup. Bukan di Kota Bethlehem, Tepi Barat, Palestina. Jika sejarah Yesus yang benar-benar lahir di Betlehem, kemungkinan besar Bethlehem Galilea, tidak di Tepi Barat.
BalasHapusKEBENARAN MENGUATKAN KEYAKINAN.
BalasHapus