 |
| Mbah Marijan |
Liputan6.com, Minggu, 6 Febuari 2011,Purwokerto: Sudah 100 hari juru kunci Gunung Merapi Raden Ngabehi Surakso Hargo atau lebih dikenal dengan sebutan Mbah Maridjan berpulang.
Cipto Pratomo, guru SMP 5 Purwokerto, Jawa Tengah, mengenang kepergian Mbah Maridjan dengan cara yang unik, yaitu melukis sosok tersebut dengan media abu vulkanik Merapi, baru-baru ini.
Cipto Pratomo, guru SMP 5 Purwokerto, Jawa Tengah, mengenang kepergian Mbah Maridjan dengan cara yang unik, yaitu melukis sosok tersebut dengan media abu vulkanik Merapi, baru-baru ini.
Untuk membuat lukisan Mbah Maridjan, Cipto Pratomo menggunakan bahan yang sederhana; lem kayu, air, cat minyak, kuas, dan abu vulkanik. Semua bahan itu diaduk rata. Setelah itu baru dituangkan ke atas kanvas.
Obyek lukisan Cipto Pratomo beragam. Dari perkampungan, sawah, maupun hutan yang terbakar awan panas Merapi. Ada juga lukisan soal lahar dingin. Tak tertinggalan gambar wajah Mbah Maridjan. Lukisan lain dengan abu vulkanik adalah awan panas Merapi yang dikenal sebagai Mbah Petruk. Cipto Pratomo melukis dengan media abu Merapi sejak gunung itu meletus, Oktober silam.
Karya-karya Cipto Pratomo ternyata menggugah keinginan para siswanya untuk belajar melukis. Cipto berharap dengan lukisan bertema alam semesta--termasuk bencana Merapi, ia dan para siswa bisa lebih mencintai alam. Termasuk tentu saja mengingat Yang Maha Kuasa.(ULF)
Minggu, 6 Febuari 2011
Slamet Priyadi di Lido-Bogor
Tidak ada komentar:
Posting Komentar