Blog Ki Slamet 42: Kita Semua Wayang
Kamis, 05 September 2019 - 16:33 WIB
Kamis, 05 September 2019 - 16:33 WIB
Amal perbuatan yang paling disukai oleh
Allah adalah yang secara rutin dijalankan pelakunya, meskipun jumlahnya
sedikit, berdasarkan hadist Aisyah bahwa ia bercerita yang artinya sebagai
berikut:
“(Suatu kali) Nabi masuk masjid, tiba-tiba
beliau melihat ada tali yang dibentangkan di antara dua tiang. Beliau bertanya,
‘Tal apa ini?’ rang-orang di situ menjawab, ‘Itu milik Zainab, digunakan untuk
shalat. Bila ia merasa malas atau hilang semangat, ia berpegangan pada tali
tersebut.’ maka beliau bersabda, ‘Jangan begitu. Lepaskan tali itu. Hendaknya
seseorang di antara kalian shalat sebatas semangatnya, lalu bila hilang
semangat, hendaknya ia berhenti’.” (Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim.
Diriwayatkan oleh al-Bukhari dalam Kitab
at-Tahajjud, Kitab at-Tahajjud, Bab Ma Yukrah min at-Tasydid fi al-Ibadah, no.1150. diriwayatkan
oleh
Muslim, Kitab Shalat al-Musafirin, Bab
Fadhilah al-Amal-Da’im min Qiyam al-Lail wa Ghairihi wa al-Amru fi al-Iqtishad
fi al-Ibadah, no.784)
Masruq berkata, “Aku pernah bertanya kepada Aisyah, ‘amalan apa yang paling disukai
oleh Rasulullah?’ Aisyah menjawab, ‘Yang rutin.’ Aku bertanya lagi, ‘Kapan
beliau mulai bangun shalat malam?’ Aisyah menjawab, ‘Beliau bangun bila
mendengar tukang teriak’. (diriwayatkan oleh al-Bukhari dalam Kitab at-Tahajjud, Bab Man Nama Inda
as-Sahar, no. 1132, juga dalam kitab ar-Riqaq,
Bab al-Qashd wa al-Mudawamah ala al-Amal,
no. 2461, 2462. Diriwayatkan oleh Muslim dalam Kitab al-Musafirin, Bab Shalat al-Lail wa Adadu Raka’at an-Nabi, no.
741. Yang dimaksud dengan “tukang teriak” yang didengar nabi adalah ayam
berkokok.
Juga berdasarkan hadits Aisyah secara marfu’, dalam hadits itu tercantum yang
artinya sebagai berikut:
“Lakukanlah dari
amal-amal itu sesuai dengan kemampuan kalian; karena sesungguhnya Allah tidak
akan bosan sampai kalian sendiri bosan.”
Demikian juga shalat yang paling disukai
oleh Nabi adalah yang paling rutin dilakukan, meskipun jumlahnya sedikit.
Beliau bila melakukan shalat, menjalankannya dengan rutin. (Diriwayatkan oleh
Bukhari dan Muslim. Diriwayatkan oleh al-Bukhari dalam Kitab ash Shaum, Bab ShaumSha’ban, no 1970, juga dalam Kitab ar-Riqaq wa ash-Shiyam, Bab Shiyam
an-Nabi no. 782.
Dalil lain adalah hadits Abu Hurairah, dari
Nabi diriwayatkan bahwa beliau bersabda, yang artinya sebagai berikut:
“Sesungguhnya agama ini mudah, dan tak
seorangpun yang memaksakan diri (berlebihan) dalam agama, kecuali pasti ia akan
dikalahkannya (dibuatnya tidak mampu). Maka bersikaplah lurus, berusahalah
mendekati kesempurnaan, dan bergembiralah (tentang pahala), serta jadikanlah
kesempatan pada setiap pagi dan petang serta waktu di tengah malam sebagai
penolong (beribadah).” (HR. Al-Bukhari).
Dalam satu riwayat lain disebutkan, yang
artinya sebagai berikut:
“Amal seseorang tidak bisa memasukkannya ke dalam surga.”
Para sahabat bertanya, “Beliau menjawab, “Tidak, tidak juga aku, hanya saja
Allah meliputiku dengan karunia dan rahmatnya, maka bersikaplah lurus,
berusahalah mendekati kesempurnaan, dan janganlah salah seorang kalian
mengharapkan mati; karena bila ia orang baik, semoga dia bisa bertambah
kebajikannya, dan bila ia seorang pendosa, semoga dia bisa memperbaiki diri
(dan bertaubat).” (HR.Bukhari).
Sumber:
Dr.
Sai’d Bin Ali, “Shalat Sunnah dan Keutamaannya”
Penerbit:
Darul
Haq Jakarta 2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar