Kamis, 05 September 2019

Dr. Sa'id bin Ali: "IBADAH SUNNAH YANG PALING DISUKAI ALLAH"

Blog Ki Slamet 42: Kita Semua Wayang
Kamis, 05 September 2019 - 16:33 WIB

Image "Dr. Sa'id bin Ali bin Wahf al-Qahthani" (Foto: SP)
Dr. Sa'id bin Ali bin Wahf al-Qahthani
Amal perbuatan yang paling disukai oleh Allah adalah yang secara rutin dijalankan pelakunya, meskipun jumlahnya sedikit, berdasarkan hadist Aisyah bahwa ia bercerita yang artinya sebagai berikut:
 “(Suatu kali) Nabi masuk masjid, tiba-tiba beliau melihat ada tali yang dibentangkan di antara dua tiang. Beliau bertanya, ‘Tal apa ini?’ rang-orang di situ menjawab, ‘Itu milik Zainab, digunakan untuk shalat. Bila ia merasa malas atau hilang semangat, ia berpegangan pada tali tersebut.’ maka beliau bersabda, ‘Jangan begitu. Lepaskan tali itu. Hendaknya seseorang di antara kalian shalat sebatas semangatnya, lalu bila hilang semangat, hendaknya ia berhenti’.” (Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim. Diriwayatkan oleh al-Bukhari dalam Kitab at-Tahajjud, Kitab at-Tahajjud, Bab Ma Yukrah min at-Tasydid fi al-Ibadah, no.1150. diriwayatkan oleh Muslim, Kitab Shalat al-Musafirin, Bab Fadhilah al-Amal-Da’im min Qiyam al-Lail wa Ghairihi wa al-Amru fi al-Iqtishad fi al-Ibadah, no.784)
Masruq berkata, “Aku pernah bertanya kepada Aisyah, ‘amalan apa yang paling disukai oleh Rasulullah?’ Aisyah menjawab, ‘Yang rutin.’ Aku bertanya lagi, ‘Kapan beliau mulai bangun shalat malam?’ Aisyah menjawab, ‘Beliau bangun bila mendengar tukang teriak’. (diriwayatkan oleh al-Bukhari dalam Kitab at-Tahajjud, Bab Man Nama Inda as-Sahar, no. 1132, juga dalam kitab ar-Riqaq, Bab al-Qashd wa al-Mudawamah ala al-Amal, no. 2461, 2462. Diriwayatkan oleh Muslim dalam Kitab al-Musafirin, Bab Shalat al-Lail wa Adadu Raka’at an-Nabi, no. 741. Yang dimaksud dengan “tukang teriak” yang didengar nabi adalah ayam berkokok.
Juga berdasarkan hadits Aisyah secara marfu’, dalam hadits itu tercantum yang artinya sebagai berikut:
“Lakukanlah dari amal-amal itu sesuai dengan kemampuan kalian; karena sesungguhnya Allah tidak akan bosan sampai kalian sendiri bosan.”
Demikian juga shalat yang paling disukai oleh Nabi adalah yang paling rutin dilakukan, meskipun jumlahnya sedikit. Beliau bila melakukan shalat, menjalankannya dengan rutin. (Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim. Diriwayatkan oleh al-Bukhari dalam Kitab ash Shaum, Bab ShaumSha’ban, no 1970, juga dalam Kitab ar-Riqaq wa ash-Shiyam, Bab Shiyam an-Nabi no. 782.
Dalil lain adalah hadits Abu Hurairah, dari Nabi diriwayatkan bahwa beliau bersabda, yang artinya sebagai berikut:
 “Sesungguhnya agama ini mudah, dan tak seorangpun yang memaksakan diri (berlebihan) dalam agama, kecuali pasti ia akan dikalahkannya (dibuatnya tidak mampu). Maka bersikaplah lurus, berusahalah mendekati kesempurnaan, dan bergembiralah (tentang pahala), serta jadikanlah kesempatan pada setiap pagi dan petang serta waktu di tengah malam sebagai penolong (beribadah).” (HR. Al-Bukhari).
Dalam satu riwayat lain disebutkan, yang artinya sebagai berikut:
 “Amal seseorang tidak bisa memasukkannya ke dalam surga.” Para sahabat bertanya, “Beliau menjawab, “Tidak, tidak juga aku, hanya saja Allah meliputiku dengan karunia dan rahmatnya, maka bersikaplah lurus, berusahalah mendekati kesempurnaan, dan janganlah salah seorang kalian mengharapkan mati; karena bila ia orang baik, semoga dia bisa bertambah kebajikannya, dan bila ia seorang pendosa, semoga dia bisa memperbaiki diri (dan bertaubat).” (HR.Bukhari).

Sumber:
Dr. Sai’d Bin Ali, “Shalat Sunnah dan Keutamaannya”
Penerbit:
Darul Haq Jakarta 2018

Tidak ada komentar:

Posting Komentar