Selasa, 15 April 2014

Wayang Kulit Jumbo dari Mojokerto



Sholahudin - Sindo TV
Selasa, 15 April 2014 21:01 wib

Dalang Anom Sudarmaji bersama karya wayang jumbonya

MOJOKERTO - Wayang kulit dengan ukuran standar yang dimainkan dalang saat pementasan mungkin sudah biasa. Namun, bagaimana jika wayang kulit berukuran jumbo? Di Mojokerto, seorang dalang warga Desa Sampangagung, Kecamatan Kutorejo, membuat wayang kulit jumbo dengan ukuran tiga meter.

Hal inilah yang ditekuni seorang dalang bernama Anom Sudarmaji. Proses pembuatan diawali dengan memilih bahan baku yang terbuat dari kulit sapi dengan ukuran dan ketebalan kulit tertentu. Selanjutnya, ia membuat pola di atas kulit sapi lalu dipotong-potong sesuai pola yang akan dibuat.

Kepiawaian bapak tiga anak ini dalam membuat wayang kulit memang tak diragukan lagi. Selain cara pemotongan yang rapi, Ki Anom Sudarmaji juga mahir dalam menggambar semua tokoh pewayangan tanpa contoh sketsa. Setelah membuat pola dan memotongnya, proses selanjutnya adalah memberikan warna dengan cat air yang dicampur lem.

Anom Sudarmaji tak seperti perajin wayang kulit kebanyakan. Selain bisa membuat tokoh pewayangan,  ia juga adalah seorang dalang tersohor di Mojokerto. Terlebih lagi, wayang yang ia buat berukuran ekstra besar alias jumbo. Hampir semua tokoh pewayangan dengan ukuran jumbo sudah ia buat, seperti tokoh Anoman, Berontoseno, Kolo Merco serta masih banyak tokoh pewayangan lainya.

Membuat serta memainkan wayang kulit berukuran jumbo bukan tanpa alasan bagin Ki Anom. Kesenian khas Jawa itu memang telah ditinggalkan masyarakat, tergerus oleh banyaknya kesenian modern. Ia membuat wayang kulit ukuran jumbo agar menjadi lebih menarik dan berkesan sehingga banyak masyarakat menjadi suka untuk menonton wayang kulit.

Ide membuat wayang kulit jumbo dimulai 15 tahun yang lalu, muncul saat ia menonton acara wayang kulit di televisi yang menampilkan Ki Enthus yang memainkan wayang kulit berukuran jumbo.

Hidup dari Wayang Kulit

Sudah lima belas tahun Ki Anom menggunakan wayang kulit jumbo di setiap pertunjukkannya. Selama itu pula grup wayang kulit Siswo Laras binaannya tak pernah sepi panggilan manggung. Dalam setahun, rata-rata ia melakoni lebih dari 60 kali pementasan.

Profesi sebagai dalang dan pengrajin wayang jumbo merupakan satu-satunya sumber mata pencaharian Ki Anom. Ia pun mampu menyekolahkan tiga putra-putrinya hingga jenjang sarjana.

Tidak hanya memainkan wayang kulit jumbonya dalam pertunjukan, Ki Anom sudarmaji juga melayani pemesanan wayang kulit. Harga untuk ukuran normal adalah Rp800.000, sementara wayang kulit ukuran jumbo dijual hingga harga Rp3.500.00.

Kesulitan yang kerap dialami Ki Anom adalah dalam hal mendapatkan bahan baku, yakni kulit sapi berukuran besar.

(trk)

1 komentar:

  1. Acungkan jempol dan apresiasi yang tinggi buat dalang Anom Sudarmaji yang telah berupaya keras untuk melestarikan dan mengembangkan seni budaya Nusantara melalui kesenian wayang jumbonya yang unik, kreatif dan inovatif. Salam seni budaya Nusantara!

    BalasHapus