|
Gbr.1 Katedral Christo Regi |
|
Minggu, 6 Febuari 2011, denmaspriyadi.blogspot.com: Kapal KM Van Riebeck berlabuh di Pelabuhan Ende, Pulau Flores, 14 Januari 1934. Di kapal tersebut terdapat keluarga Bung Karno dan istrinya Inggit Garnasih. Di Ende, Bung Karno beserta keluarga menempati rumah tahanan berarsitektur Belanda di Jalan Perwira Nomor 24 yang berukuran 8 x 12 meter.
Dalam keterasingan di tempat yang sepi dan jauh dari teman-teman seperjuangannya ini, Bung Karno membentuk rombongan sandiwara Klub Tonil Kelimutu yang diambil dari nama sebuah gunung di Ende yang mempunyai tiga danau dengan warna yang berbeda, merah, putih dan biru.
|
Gbr,2 Rumah tahanan Bung Karno di Ende |
|
Gbr.3 Lukisan Karya Bung Karno "Pemujaan Roh |
|
Gbr.4 Pohon Sukun bercabang lima gagasan Pancasila |
Di Ende ini pula Bung Karno bertukar pikiran, berdiskusi dengan para missionaris Belanda di Keuskupan Ende yaitu Dr. Bouman dan Huijtink. Waktu-waktu luangnya diisi dengan aktifitas melukis dan mengukir. Menjelang petang Bung Karno sering merenung di bawah pohon Sukun yang mempunyai cabang lima. Rupanya dari sinilah Bung Karno menemukan gagasan untuk merumuskan PANCASILA dan menulis buku yang diberi judul BUNG KARNO, ILHAM DARI FLORES. Pada bulan Febuari 1938 Bung Karno dipindahkan ke Bengkulu ( Sumber: Majalah "Info Kebayoran"/Lensa )
Minggu, 6 Febuari 2011
Slamet Priyadi di Lido-Bogor
Bung Karno sering merenung di bawah pohon Sukun yang mempunyai cabang lima. Rupanya dari sinilah Bung Karno menemukan gagasan untuk merumuskan PANCASILA dan menulis buku yang diberi judul BUNG KARNO, ILHAM DARI FLORES.
BalasHapus