Kamis, 26 Desember 2013

Ojo Dumeh, Jangan Sombong!


Denmas Priyadi: "OJO DUMEH" - Kamis, 26 Desember 2013 - 19:58 WIB

Sebesar apa pun yang kita punya, baik memiliki harta yang banyak, ilmu yang tinggi, berakhlak, ketampanan atau pun kecantikan wajah, mau pun kesejahteraan yang melimpah ruah, kita harus selalu bersikap rendah hati dan tidak sombong (dumeh). Perlu kita sadari dan kita ketahui sepenuhnya bahwa setiap orang pada umumnya sangat membenci orang yang berlaku sombong kepadanya, dan sangat menghormati orang yang bersikap rendah hati , sebagaimana sifat air yang selalu merunduk mengalir ke tempat yang lebih rendah, seperti tangkai padi yang merunduk karena semakin banyak mengandung isi.  “Lenyapkan dan hilangkan keangkuhanmu, singkirkan kesombonganmu, dan ingatlah kuburmu.” )* Demikian kata Imam Ali as. Beliau juga berkata, “Tidak ada yang bisa disombongkan manusia karena pada awalnya berasal dari sperma yang pada akhirnya menjadi bangkai, tak bisa lagi memberi rizki bagi dirinya mau pun orang lain, dan tidak bisa lagi menolak kematiannya.” )** SP091257
)* Nahj la-Balâghah, hal. 546
)** ibid., hal. 555
Referensi:
Khalil Al-Musawi

Denmas Priyadi: "OJO DUMEH!": Ojo Dumeh, Jangan Sombong!: Sebesar apa pun yang kita punya, baik memiliki harta yang banyak, ilmu yang tinggi, berakhlak, ketampanan atau pun kecantikan wajah, ...

Rabu, 25 Desember 2013

Kebaktian Natal Dikemas Pagelaran Wayang Kulit



Rabu, 25 Desember 2013 | 13:05 WIB   
             
Kebaktian Natal yang dikemas dalam pagelaran wayang kulit di GKJ Plengkung Kota Magelang, Jawa Tengah, Selasa (24/12/2013) malam.
MAGELANG, KOMPAS.com — Kebaktian dan perayaan malam Natal di Gereja Kristen Jawa (GKJ) Plengkung Kota Magelang, Jawa Tengah, berlangsung cukup unik. Pengurus gereja menggelar wayang kulit dengan latar belakang cerita dari dari kitab suci Injil, baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru.

Tokoh-tokoh yang ditampilkan pun sesuai dengan tokoh dalam kitab suci umat Kristen, seperti Daud, Samuel, dan Yeremia. Namun, pagelaran tetap memunculkan tokoh Punakawan dalam sesi "Gara-gara", tetapi nama Petruk, Gareng, dan Bagong digabung dengan nama murid-murid Yesus Kristus, jadilah nama Punakawan menjadi Markus Gareng, Matius Petruk, dan Yohannes Bagong.

Pagelaran wayang ini lantas disebut Wayang Wahyu. Selayaknya pagelaran wayang kulit umumnya, Wayang Wahyu tetap menggunakan pengiring musik tradisional dari gamelan dengan tembang-tembang dari Kidung Pujian umat Kristen. Salah satu ciri yang membedakan wayang kulit biasa dengan Wayang Wahyu ialah bentuk "gunungan" yang digunakan dalam "jejer" pada awal dan akhir pementasan.

Sang dalang, Sih Agung Prasetyo, menjelaskan, salah satu ciri khas Wayang Wahyu juga terletak pada gunungan wayang yang terdapat tanda salib. "Wayang ini dulu diciptakan oleh seorang pemuka agama Katolik Bruder Timo Heus Wignyo Subroto SJ pada tahun 1960 di Surakarta, Jawa Tengah," kata Agung.

Sebelum pagelaran dimulai, dipentaskan sendratari yang diambilkan dari Kejadian (Kitab Injil Perjanjian Lama) yang menceritakan tentang manusia jatuh ke dalam dosa, yakni kisah manusia pertama Adam dan Hawa yang hidup di Taman Eden. Namun, mereka jatuh ke dalam dosa akibat bujuk rayu dari ular yang merayu agar Hawa memakan buah terlarang yang ada di Taman Eden.

Suasana khidmat begitu terasa pada malam Natal itu. Jika biasanya firman Tuhan atau khotbah disampaikan oleh pendeta, tapi malam itu semua dilakukan oleh Ki dalang Sih Agung Prasetyo. Sementara pendeta Gledis Yunia Debora Angelita hanya melayani votum dan salam pada awal dan akhir kebaktian tersebut.

Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito mengapresiasi GKJ Plengkung atas pagelaran Wayang Wahyu dalam rangkaian kegiatan kebaktian kelahiran Yesus Kristus. "Pagelaran ini patut diapresiasi. Karena selain melestarikan kesenian asli Jawa, pagelaran ini mempunyai pesan moral serta tuntunan dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan ajaran Kristen," tutur Sigit.

Penulis
: Kontributor Magelang, Ika Fitriana
Editor
: Ana Shofiana Syatiri

Senin, 23 Desember 2013

6 Kebijakan kontroversial Gus Dur saat jadi presiden



Reporter : Mohamad Taufik | Sabtu, 7 Desember 2013 04:00


Gus Dur dan Megawati
Merdeka.com - Presiden RI keempat Abdurrahman Wahid alias Gus Dur memang dikenal kontroversial. Kebijakan-kebijakannya kerap menuai banyak kritik dari berbagai kalangan. Misalnya ketika Gus Dur mengunjungi Soeharto setelah penguasa Orde Baru itu lengser. Padahal, waktu itu Soeharto sedang menjadi sorotan publik.

Gus Dur juga pernah mengusulkan agar pemerintah mencabut Tap MPRS Nomor XXV Tahun 1966 tentang pelarangan PKI dan pelarangan penyebaran ajaran komunisme dan Marxisme/Leninisme di Indonesia. Usul itu langsung menuai kontroversial, hingga akhirnya kandas direalisasikan.

Selain dua hal itu, sebenarnya masih ada banyak kebijakan-kebijakan Gus Dur tatkala menjadi presiden yang kontroversial. Namun untuk tulisan ini, merdeka.com hanya merangkum 6 kebijakan saja.

Berikut ini 6 kebijakan Presiden Abdurrahman Wahid yang menuai kontroversial:

1. Membubarkan Departemen Sosial dan Departemen Penerangan
      Merdeka.com - Baru sebulan menjabat sebagai presiden, Gus Dur langsung merombak tatanan birokrasi pemerintahan dengan membubarkan Departemen Sosial dan Departemen Penerangan. Departemen Sosial dan Departemen Penerangan, ini sebelumnya sudah ada sejak pemerintahan Orde Baru dan Habibie

Saat menjelaskan perihal pembubaran kedua pos kementerian itu di hadapan DPR, Gus Dur melontarkan komentar bahwa DPR tak ubahnya taman kanak-kanak. "Beda DPR dengan taman kanak-kanak memang tidak jelas," kata Gus Dur ketika itu. Pernyataan itu memunculkan protes keras dari sejumlah anggota Dewan.

2. Sambangi Soeharto pasca-lengser
      Merdeka.com - Gus Dur juga memilih menyambangi mantan Presiden Soeharto setelah penguasa Orde Baru itu dilengserkan pada 1998. Padahal, waktu itu Soeharto dan Keluarga Cendana sedang menjadi sorotan publik. Gus Dur pula yang menggagas bahwa Soeharto harus diadili, hartanya disita, lalu Soeharto dimaafkan. Hingga akhirnya, untuk pertama kalinya, pada 30 Agustus 2000 dilaksanakan pengadilan terhadap Soeharto.

3. Usul agar TAP MPR tentang PKI dihapus
      Merdeka.com - Usul Gus Dur ini juga menuai kontroversial, yakni pencabutan Tap MPRS Nomor XXV Tahun 1966 tentang pelarangan PKI dan pelarangan penyebaran ajaran komunisme dan Marxisme / Leninisme di Indonesia. Namun usul ini kandas. Dalam rapat Panitia Ad Hoc II Badan Pekerja (PAH II BP) MPR, seluruh Fraksi MPR menolak usulan yang sempat menjadi polemik publik itu.

Akibat usul itu, aksi protes kaum muda serat umat Islam muncul di mana-mana. Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) pun akhirnya ikut menolak usulan tersebut, kendati sempat berkukuh mendukung usulan tersebut.

4. Memecat Juzuf Kalla dan Laksamana Sukardi
      Merdeka.com - Pada April 2000, Gus Dur memecat Menteri Negara Perindustrian dan Perdagangan Jusuf Kalla serta Menteri Negara BUMN Laksamana Sukardi. Alasan dia, keduanya terlibat dalam kasus korupsi, meskipun Gus Dur tidak pernah memberikan bukti yang kuat. Belakangan, Hamzah Haz juga mengundurkan diri dengan alasan menolak kedekatan Gus Dur dengan Israel.

5. Mengubah keangkeran Istana
      Merdeka.com - Gus Dur mengubah keangkeran Istana dengan cara menerima tamu dari berbagai kalangan, mulai dari masyarakat umum, pejabat, hingga kiai NU yang hanya memakai sarung dan sandal. Bahkan suatu ketika ia pernah mengenakan celana pendek di Istana Negara. Gus Dur juga kerap kedatangan tamu hingga malam hari.

6. Ancam keluarkan dekrit pembubaran parlemen
      Merdeka.com - Kebijakan ini paling kontroversial dilakukan Gus Dur menjelang akhir masa jabatan. Dia mengancaman mengeluarkan dekrit pembubaran parlemen. Dekrit itu berisi (1) pembubaran MPR/DPR, (2) mengembalikan kedaulatan ke tangan rakyat dengan mempercepat pemilu dalam waktu satu tahun, dan (3) membekukan Partai Golkar sebagai bentuk perlawanan terhadap Sidang Istimewa MPR.

Namun dekrit tersebut tidak memperoleh dukungan dan pada 23 Juli, dan akhirnya MPR secara resmi memakzulkan Gus Dur dan menggantikannya dengan Megawati Soekarnoputri, yang sebelumnya menjabat sebagai wakil presiden.
 


Minggu, 22 Desember 2013

Libur Natal, Jalur Puncak Macet



Posted: 22/12/2013 14:09
Libur panjang jalur Puncak macet total
(Liputan6 TV)
Liputan6.com, Bogor dan Denpasar : Libur panjang akhir pekan jalur wisata Puncak, Bogor, Jawa Barat, diserbu puluhan ribu kendaraan. AKibatnya, kemacetan panjang. Guna mengatasi kemacetan tersebut, polisi pun memberlakukan sistem satu arah lebih awal.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Minggu (22/12/2013), antrean kendaraan mengular ini terjadi memasuki pintu tol Ciawi menuju jalur Puncak sejak pukul 07.00 WIB pagi. Kemacetan total terlihat seperti di tol menuju Simpang Gadog, akibat penyempitan ruas jalan.

Tidak hanya di Gadog, kemacetan juga terjadi di kawasan Riung Gunung, serta titik-titik masuk menuju lokasi wisata. Satlantas Polres Bogor terpaksa memberlakukan sistem satu arah lebih cepat dari biasanya, untuk menghindari penumpukan kendaraan.

Akibat libur panjang akhir tahun ini, di bandara internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali juga mulai dipadati arus wisatawan, terutama dalam 2 hari terakhir ini. Mereka akan menghabiskan libur Natal dan Tahun Baru 2014 di Pulau Dewata.

Mengantisipasi lonjakan penumpang, pengelola bandara pun menyiapkan penerbangan tambahan pada puncak arus wisatawan, yaitu pada H-3 dan H-2 hari Natal, serta tahun baru. Bali memang masih menjadi magnet wisatawan domestik maupun mancanegara untuk berlibur karena keindahan alam dan kekayaan budayanya. (Rmn/Yus)